Si Jendela Dunia
Beberapa bulan yang lalu aku dan beberapa teman kantor disibukkan dengan sebuah kegiatan lomba yaitu TBCCI (The Best Contact Center Indonesia) 2023.
Mungkin aku enggak bakal ngebahas banyak tentang apa itu TBCCI tapi lebih ke prosesnya dan orang-orang seperjuangan di dalamnya.
Dimulai dari Technical Meeting di awal Juni dan dilanjutkan dengan Pembekalan tentang lombanya akan seperti apa seminggu setelahnya. Jujur ketika di awal ditunjuk untuk mengikuti lomba ini aku bener-bener enggak punya gambaran sama sekali lomba ini akan seperti apa?, Apa yang harus aku lakukan?, Dan banyak ke-overthinking-an lainnya haha
Tapi setelah pembekalan aku jadi paham dan mulai tercerahkan “what i have to do next?”.
So intinya lomba TBCCI ini puncaknya pada presentasi individu di bulan Agustus, di mana sudah ada panduan template untuk slide presentasi dari panitia jadi kita ngikutin panduan itu serta menuangkan ide-ide kreatif kita di dalamnya.
I started to make an outline of each slide for the presentation and learned many things about the Contact Center itself. Karena sebelum presentasi we have to pass the Online Test first. Ada 50 soal pilihan ganda dan semua pertanyaannya seputar dunia contact center dan pastinya ada pertanyaan analisis yang menguji skill analisa sebagai seorang Call Center.
Sembari menyiapkan diri untuk ujian online kita juga menyiapkan slide presentasi, mulai dari mencari ide untuk case apa yang akan diangkat, kreativitas dalam menyelesaikan case tersebut, serta ide tema apa yang akan digunakan. Selama proses ini membuatku sadar bahwa mencari ide itu sulitnya minta ampun wkwk.
Hmm i think i’ll share a little bit about my presentation. Tapi sebelum bikin slide presentasi kita dikasih mentor gitu yang membantu mengarahkan tentang presentasi seperti apa sih yang dibutuhkan dalam lomba ini. Mentornya hampir sama kayak dosen pembimbing ketika ngerjain skripsi. Satu mentor itu megang 2 anak. Dan aku mentoring itu 2 kali pertemuan secara online. Karena dari awal aku menganggap mentoring sama kayak bimbingan skripsi maka aku usahain di setiap pertemuan I bring something walaupun itu belum dalam bentuk progress tapi setidaknya aku punya gambaran akan presentasi yang aku inginkan. Pertemuan pertama, I discussed about my case dan hasil dari mentoring pertama, aku mendapatkan sebuah pencerahan dan mulai mikir keras tuh “case apa yaa yang udah pernah aku handle, yang hard to solve but it solved by me”. Setelah memikirkan itu berhari-hari akhirnya aku menemukan case yang menurut aku hard to solve and it solved by me. Maka dipertemuan kedua aku mulai ngebahas outline dari setiap slide PPT kayak setiap slide isinya akan tentang apa atau mau ngehabas apa. Tapi di pertemuan kedua aku masih belum tahu tema dari presentasi aku nantinya.
Asli ini part tersulit selama proses lomba ini berlangsung. Untuk menemukan tema itu dimulai dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari kayak hobi atau hal yang kita sukai. As you know as an introvert, I just have an ordinary hobbies like watching movies, reading books, or listening to music. Or the things that I like is only journaling or bullet journal LOL. Atau hal yang aku suka lainnya yaitu lari (bukan lari dari kenyataan yaa haha) atau main game. But it’s hard to elaborate it with my case or with the services that I gave. OMG!
Sempat diskusi dengan beberapa teman, intinya di setiap obrolan dengan teman dekat yang sekantor aku selalu nanya dan minta pendapat mereka. Walaupun mereka udah kasih aku banyak masukan tapi tetep aja buntu huhu.
Till one day when I was in bathroom I found an idea “JENDELA DUNIA”. Cause I do love books so I feel comfy when I present a theme about something that near with book. Analogiku pada saat itu adalah call center itu pusatnya informasi sama halnya dengan buku yang juga pusat informasi atau yang kita kenal dengan jendela dunia. Dan tiba-tiba aku keinget pepustakaan kampus yang di lantai 1. Bagi temen-temen yang pernah masuk ke Perpustakaan Pusat UGM yang di belakang Grha Saba Pramana pasti tau ada ruangan yang namanya WOW (Window of The Wolrd) di lantai 1 sebelah barat dari pintu masuk utama.
Dari situ aku mulai tulis ide yang tiba-tiba muncul itu. Daripada keburu lupa dan ilang kan yaa wkwk
Apakah itu semua sudah selesai?
Tentu saja tidak semudah itu Ferguso haha
Walaupun temanya udah ketemu tapi aku menemukan kebingungan baru, bagaimana caranya tema ini bisa nyambung sama case yang aku angkat dan bisa nyambung sama pelayanan yang aku lakukan.
Enggak mau tenggelam dalam kebingungan itu, akhirnya aku mencoba melanjutkan setiap slide yang ada. Lebih ke mencoba memaksakan sih wkwk
Hingga pada akhirnya, Allah beri kesempatan untuk ikut booth camp dari perusahaan dan aku memberanikan diri untuk presentasi. Dan MasyaAllah lagi, Allah Maha Baik, ketika aku selesai presentasi, semua slide-ku direview oleh coach yang hadir pada saat itu. Sehingga memudahkan aku untuk membuat script presentasi. Walaupun tidak aku pungkiri setelah di-review aku kembali ke mode bingung. Karena Jendela Dunia yang aku angkat diartikan oleh coach secara harfiah sebagai Jendela yang memberikan udara yang segar. Sedangkan aku mengartikan Jendela Dunia itu sebagai buku.
Jadi tambah bingung “apakah ngikutin review dari coach atau tetap di konsep aku sebelumnya?”.
Butuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya aku bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa jendela dunia, buku, dan udara segar itu bisa menjadi satu kesatuan.
“Buku adalah jendela dunia yang memberikan udara yang segar”.
Artinya udara yang segar adalah informasi yang aku berikan kepada masyarakat bangsa ini.
Kalian paham kan bacanya?
Enggak ikut bingung juga kan? Wkwk
***
Wednesday, August 23rd 2023
Finally, the day is coming.
Hari yang ditunggu-ditunggu dan menegangkan. Tapi jujur sebelum presentasi Alhamdulillah aku enggak deg-deg an parah.
Selama menunggu waktu untuk maju, aku mencoba mereview semua slide dan script yang ada di kepala karena emang aku sengaja enggak bawa script fisik. Jujur ada banyak ketakutan yang muncul di benak aku kayak “gimana ntar kalo tiba-tiba layarnya nge-blank atau kendala teknis? Gimana kalo tiba-tiba aku lupa script?” Dan ketakutan-ketakutan lainnya yang berhasil aku singkirkan dengan mengingat afirmasi positif yang diajarkan oleh nunuy (love you nuy💛)
“Enggak, enggak, itu enggak akan terjadi, aku akan tampil dengan maksimal, percaya diri, dan memukau”
Sambil menenangkan hati sambil sholawatan dan sesekali tiba-tiba aja yang muncul dipikiran lirik lagunya Dinda Kirana - Puisi (emang si otak random)
Kapan lagi kutulis untukmu?
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia
Puisi terindahku hanya untukmu
~~
Seharusnya jam 10 teng aku udah masuk ke dalam ruangan untuk presentasi tapi karena juri coffee break bentar jadinya kalau enggak salah diundur 10 menit deh baru aku masuk ke ruangan.
Anw ketika presentasi kita berada di sebuah ruangan tertutup jadi enggak bisa ditonton oleh tim yang ngedampingin atau supporter apalagi ditonton oleh lawan wkwk
Kita presentasi di depan dewan juri lebih kurang ada 12 orang, kemudian ada 1 orang moderator yang akan memandu acara sebelum kita presentasi dan 2 orang panitia ICCA yang membantu mengarahkan serta membantu setting suara, layar, dan pointer. Kita diberi waktu prepare atau cek slide, cek pointer itu lebih kurang 5 menit maka momen itu juga aku gunakan untuk menguasai panggung dan audiens dengan menyapu mata dan memberikan senyum kepada semua dewan juri. Sekaligus izin untuk cek slide. Setelah itu moderator akan mulai menjelaskan presentasi 15 menit termasuk fishbowl dan jika masih menyisakan waktu setelah presentasi lebih dari 2 menit maka pertanyaan fishbowl akan dibacakan 2 kali. Setelah itu moderator akan bertanya “sudah siap?”. Ketika aku jawab siap maka panitia standby to start the timer.
Alhamdulillah bisa menguasai panggung dan menguasai audiens sehingga aku presentasi dengan percaya diri. Ada hal yang aku pelajari dan pahami tentang diriku sendiri ketika sedang presentasi bahwa aku bisa presentasi dengan tidak ngos-ngos-an dan gugup atau demam panggung ketika aku menguasai materi yang akan aku presentasikan. Kuncinya tetap di materi yang akan aku bawakan, ketika aku menguasai materi yang akan aku bawa maka juga membantu aku untuk menguasai panggung dan menguasai audiens. Karena di satu sisi aku enggak ke-distract dengan memikirkan “di slide selanjutnya aku bakal ngomong apa ya?”. Ditambah lagi dengan ekspresi dewan juri yang enggak bisa ditebak antara emang terpukau dengan presentasi aku atau sebaliknya? huaa
Anw, aku landing dimenit ke sebelas sehingga moderator membacakan soal fishbowl 2 kali. Di sisa waktu 1 menit sekian detik aku menyelesaikan jawaban fishbowl dan menutup presentasi.
Pas keluar dari ruangan baru tuh deg-degan dan tremornya muncul haha
Dan MasyaAllah nya pas keluar disambut sama semua orang-orang baik yang mendukung selama proses ICCA berlangsung dari awal sampai hari H presentasi 😭
Intinya ketika presentasi, dewan jurinya enggak semenakutkan dan semenyeramkan itu kok LOL.
Jadi inget dulu Yaya pernah ngomong gini pas lagi deg-deg an sidang skrpsi “mereka juga manusia kok dil” hihi
***
Tulisan di atas bener-bener aku tulis sebelum pengumuman. Di otak aku, menang atau tidak I’ve learned a lot from it for more than 3 months. Dan bagi aku menang atau tidak ceritanya tetap akan aku tulis karena tujuannya bukan untuk orang lain melainkan untuk Dila di 2, 5, atau 10 tahun ke depan ketika sedang dihadapkan pada sebuah perjuangan maka semoga dengan membaca kembali tulisan ini jadi ingat bahwa dulu juga pernah diproses yang sulit, artinya juga pasti bisa melewati ke depannya. Dengan tidak lupa kalo kata Ustadz Hanan Attaki “libatkan Allah di setiap prosesnya”.
Tuesday, September 26th
Allahu akbar MasyaAllah Tabarakallah.
Ya Allah
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman:13)
Kadang suka mikir, masih banyak dosanya, masih banyak enggak bersyukurnya tapi nikmat Allah enggak pernah putus.
Menang sebagai Silver di satu sisi juga menjadi tamparan untuk diri sendiri agar lebih bersyukur lagi, kadang malu sama Allah, Allah beri nikmat yang tiada hentinya tapi masih sering lalai sebagai hamba-Nya.
Thank you TBCCI 2023 untuk 3 bulan yang mumet, ovt, kurang tidur, masuk duty pagi pulang malemnya wkwk
A letter for myself
Hai Dila,
Makasih banget waktu itu tidak menyerah, makasih banget waktu itu tetap memilih untuk mengikuti kata hati agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Terima kasih telah kuat, terima kasih telah bertahan, kamu sekeren itu kok. It’s okay jika memang prosesnya belum diapresiasi oleh orang yang selalu kamu harapkan apresiasinya. It’s okay jika masih ada yang meragukanmu, tapi tolong untuk selalu percaya akan dirimu sendiri ya, karena jika bukan kamu siapa lagi yang akan percaya bahwa kamu bisa, bahwa kamu mampu. Tetaplah menjadi baik walau dunia sedang tidak baik atau bahkan kamu tidak diperlakukan dengan baik, karena kebaikan itu keharusan bukan pilihan dan tidak ada kebaikan yang sia-sia. I yellow U, Dila
Love,
DILA
Comments
Post a Comment